Senin, 01 November 2010

Asal Mula Banyuwangi

Kota Banyuwangi yang terletak di Jawa timur ini konon dari nama Banyuwangi yang memiliki arti air yang harum/wangi memiliki kisah yang dramatis  dengan berbagai versi.
Dari beberapa refrensi yang saya dapat dan saya analisa, saya dapat menuliskan dan menceritakan kembali asal mula Banyuwangi.

   Berawal dari kisah cinta seorang kesatria tampan bernama Raden Banterang dengan Surati yang berasal dari Kerajaan Klungkung. Mereka di pertemukan ketika Raden banterang sedang berburu ke hutan, kemudian bertemu seorang gadis cantik yang sedang menyelamatkan diri dari serangan musuh. Raden Banterang terkejut dan prihatin ketika gadis itu bercerita bahwa ayahnya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaannya.
Tidak lama kemudian Raden Banterang menikahi Surati dan tinggal bersama di kerajaan Raden Banterang.
   Setelah beberapa tahun pernikahannya Surati kembali ditinggal berburuh oleh sang suami yaitu Raden Banterang.
Pada suatu hari ketika Surati sedang keluar dari kerajaan terdengar suara lelaki yang memanggil manggil Surati, "Surati... Surati...!!!" dengan berpakaian compang camping lelaki itu menghampiri Surati. Awalnya Surati tidak menyadari bahwa lelaki itu adalah kakak lelakinya, setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di hadapannya itu adalah kakak kandungnya yang bernama Rupaksa. Rupaksa menemui Surati bermaksud untuk menghasud adiknya agar mau membalas dendam kepada Raden Banterang yaitu suami Surati itu sendiri sekaligus yang membunuh ayah Surati.
Tetapi Surati menolak ajakan Rupaksa, Rupaksa sangat kecewa sekali kepada adiknya, kemudian Rupaksa pergi dan meninggalkan ikat kepala yang diberikan kapada Surati untuk menyimpannya di bawah tempat tidur.
   Ketika Raden Banterang berada di tengah hutan, di kejutkanlah dia oleh lelaki bberpakaian compang camping sambil berkata bahwa nyawa Raden Banterang sedang terancam oleh istrinya sendiri, terbukti adanya ikat kepala pada bawah tempat tidur istrinya, ikat kepala itu milik lelaki yang menyuruh untuk membunuh Raden Baterang, kemudian lelaki itu menghilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang dan ketika itu juga ia pun pulang ke istana.
   Sesampai di istana Raden Banterang langsung menuju ke tempat peraduan istrinya, kemudian dicarilah ikat kepala itu dan ditemuilah ikat kepala itu di bawah tempat tidur istrinya. "hahh !!..., benar ternyata lelaki itu kau ingin membunuhku Surati" tuduhan Raden Banterang kepada istrinya. "Adinda tidak mengerti maksud dan tujuan kakanda" kata Surati.
"Omong kosong, ternyata benar kau merencanakan mau membunuhku dengan meminta tolong kepada pemilik ikat kepala ini" ucap Raden Banterang. Surati pun tetap tidak mengakui tuduhan itu, tetapi Raden Baterang tetap pada pendiriannya.
Tiba-tiba muncullah ide Raden Baterang untuk membunuh lebih dahulu Surati sebelum Raden Baterang dibunuh terlebih dahulu oleh Surati.
   Dibawalah Surati ke sebuah sungai oleh Raden Baterang yang berniat untuk menenggelamkan istrinya disungai tersebut. Sesampai di sebuah sungai, Raden Banterang menceritakan pertemuannya dengan lelaki berpakaian compang camping, Sang istripun mencritakan tentang lelaki berpakaian compang camping yang sama seperti seperti cerita suaminya, dan istrinya menjelaskan bahwa lelaki itu adalah kakak kandungnya, Surati pun cerita maksud dan tujuan kakak kandungnya menemui Surati, tetapi Surati menolak tawaran balas dendam itu. Tetapi Raden Banterang tetap tidak percaya dan meyakini bahwa istrinya sendiri akan membunuhnya.
Surati pun berkata "Kakanda, jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berati adinda tidak bersalah, tetapi jika air sungai ini menjadi keruh dan berbau busuk, berarti adinda bersalah' seru Surati.
Raden Baterang pun tudak peduli ucapan istrinya. Maka, Raden Baterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Dan bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
   Tidak beberapa lama, terjadi sebuah keajaiban. bau nan harum merebak disekitar sungai. Melihat keajaiban itu, raden Baterang berseru dengan suara gemetar "Istriku tidak bersalah !!..."
Betapa menyesalnya raden Baterang, ia mendapati kematian istrinya denag menyesali kebodohannya. Namun semua sudah terlambat.
  
   Sejak itu sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa jawa di sebut Banyuwangi. nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota.