Monsanto
Salah satu cabang
perusahaan Monsanton di Nebraska.
Monsanto adalah perusahaan multinasional Amerika
Serikat yang bergerak di bidang agrikultur.Perusahaan ini didirikan pada tahun 1901
oleh John F. Queeny. Produk pertanian yang dihasilkan oleh perusahaan ini
adalah herbisida (asam 2,4-Diklorofenoksiasetat, herbisida Lasso, Ramrod,
Roundup, dll.) dan benih tanaman transgenik, seperti jagung dan kapas. Selain itu, Monsanto juga memproduksi bahan
bakar alkohol yang disebut E85 dan hormon somatotropin.Pada tahun 2006, perusahaan ini
mengakuisisi Delta & Pine Land, perusahaan yang bergerak di bidang riset genetika
bersama dengan Departemen Pertanian, Amerika Serikat. Setelah penggabungan
dengan Delta & Pine Land, Monsanto banyak memproduksi benih terminator,
yaitu benih yang hanya bisa ditanam satu kali sehingga petani tidak dapat
menyimpan dan menggunakan hasilnya untuk penanaman selanjutnya.
Monsanto, nama yang tidak asing di bisnis
pertanian. Perusahaan multinasional bioteknologi pertanian yang berbasis di
Creve Coeur, Missouri, Amerika Serikat (AS), ini adalah produsen utama benih
hasil rekayasa genetika atau transgenik.
Artikel yang dilansir CBSNews, mengutip investigasi Associated
Press, mengungkapkan bahwa 95% dari semua kedelai dan 80% seluruh jagung
yang ditanam di AS mengandung gen yang dipatenkan Monsanto. Negara-negara lain
juga menanam tanaman transgenik Monsanto.
Forbes menuliskan, di India terdapat sekitar 20 juta hektare kapas
hasil biotek Monsanto, Brasil dengan 35 juta hektar kedelai, dan Argentina
dengan 43 juta hektar kedelai. Benih hasil rekayasa genetika ini diklaim dapat
menangkal serangga atau membuat tanaman kebal terhadap herbisida.
Di Indonesia sendiri pada 1999 pernah dilakukan uji coba penanaman kapas
transgenik di Sulawesi Selatan. Uji coba itu dilakukan PT Monagro Kimia dengan
memanfaatkan benih kapas transgenik Bt dari Monsanto. Selain benih-benih
transgenik, Monsanto juga merupakan produsen terkemuka dunia dari herbisida
glifosat, yang di pasaran dikenal dengan nama Roundup.
Agracetus yang dimiliki Monsanto secara eksklusif menghasilkan Roundup Ready,
biji kedelai untuk pasar komersial. Monsanto didirikan pada 1901 di St Louis,
Misouri, oleh John Francis Queeny yang sebelumnya bekerja di industri farmasi.
Monsanto merupakan nama keluarga istrinya.
Dia memulai menjalankan perusahaan bermodalkan uang tabungannya dan bantuan
dari distributor minuman ringan. Pada 1919 Monsanto melakukan ekspansi bisnis
ke Eropa dengan melakukan kerja sama dengan Graesser’s Chemical Works di Cefn
Mawr, yang berlokasi dekat Ruabon, Wales, untuk memproduksi vanillin, salicylic
acid, dan aspirin.
Dalam dekade yang ketiga, sekitar era 1920-an, Monsanto kemudian berekspansi ke
industri bahan kimia dasar seperti asam sulfur, dan pada akhir dekade ini Edgar
Monsanto Queeny mengambil alih perusahaan. Awal tahun 1940 Monsanto menjadi
produsen terkemuka bahan-bahan plastik, termasuk polystyrene, dan fiber
sintetik.
Sejak itu Monsanto masuk dalam jajaran 10 perusahaan kimia terkemuka di AS.
Pertengahan dekade era 1940-an, Monsanto memulai memproduksi
dichloro-diphenyl-trichloroethane (DDT) bersama 15 perusahaan lain. Insektisida
ini diperkenalkan untuk membasmi nyamuk pembawa malaria.
Monsanto kemudian menjadi pelopor optoelektronika atau aplikasi peralatan
elektronik yang memiliki sumber dari deteksi dan kontrol cahaya. Pada 1968
mereka menjadi perusahaan pertama untuk memulai produksi massal light emitting
diodes (LED), menggunakan gallium arsenide phosphide.
Dari 1968-1970, penjualannya dua kali lipat setiap beberapa bulan. Produk
mereka seperti LED dan seven-segmen display menjadi standar industri dengan
pasar utama kalkulator elektronik, jam tangan digital, dan jam digital. Ilmuwan
Monsanto menjadi yang pertama untuk memodifikasi sel tanaman secara genetik
pada 1982.
Lima tahun kemudian Monsanto melakukan uji lapangan pertama tanaman rekayasa
genetika. Melalui proses merger dan spinoff antara 1997 dan 2002, Monsanto
bertransisi dari raksasa kimia menjadi raksasa bioteknologi. Bagian dari proses
ini melibatkan penjualan fasilitas phenylalanine pada tahun 1999 kepada Great
Lakes Chemical Corporation (GLC) sebesar USD125 juta.
Keberhasilan Monsanto menguasai produksi benih transgenik ini menghasilkan
perusahaan yang memiliki nilai sebesar USD41,3 miliar. Pada tahun fiskal 2009,
Monsanto berhasil memperoleh penjualan benih dan gen benih sebesar USD7,3
miliar. Nilai ini jauh di atas saingannya, Du-Pont, yang mencetak nilai
penjualan sebesar USD4 miliar.
Dalam lima tahun terakhir penjualan tersebut tumbuh rata-rata sebesar 13,4%.
Sedangkan, pendapatan ratarata per tahun selama lima tahun terakhir juga
bertumbuh sekitar 44,7%. Pencapaian-pencapaian tersebut menjadikan Monsanto
mendapatkan penghargaan sebagai Company of the Year 2010 dari Forbes.
Namun, pencapai secara ekonomi tersebut tidak selamanya berbanding lurus dengan
persepsi publik. Sejumlah kritikan dan gugatan dilayangkan ke perusahaan ini.
Keamanan bahan makanan hasil proses rekayasa genetika yang dilakukannya sampai
saat ini masih menjadi kontroversi. Begitu pun dengan kekhawatiran atas
dominasi produksi pangan dunia sejumlah perusahaan.
Pemberlakuan paten pada produk transgenik dinilai dapat mengakibatkan petani
kehilangan kemampuan memproduksi benih secara Mandiri dan harus membeli pada
produsen dari negara maju. Kendati begitu, Monsanto mampu menunjukkan
eksistensinya di dunia bisnis sebagai perusahaan yang inovatif. (*/Koran SI
Monsanto Company
|
Industri
|
|
Didirikan
|
|
Kantor pusat
|
|
Tokoh penting
|
|
Produk
|
|
Pendapatan
|
▲$11.365 billion USD (2008)
|
|
▲$2.024 billion USD (2008)
|
Karyawan
|
21,700 (2009)
|
Situs web
|
|
Referensi