Hubungan
Bilateral Bisnis Indonesia Dengan Negara Lain
INDONESIA - AMERIKA MENINGKATKAN
BISNIS KELAUTAN .PERIKANAN Hubungan
kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat di sektor kelautan dan perikanan
semakin luas, termasuk pengelolaan perikanan berkelanjutan dan adaptasi perubahan
iklim. Hal tersebut terkait juga dengan penanggulangan kerusakan lingkungan dan
penanganan bencana alam. Pemanfaatan potensi sumber daya kelautan dan perikanan
berkesinambungan dan menjaga kelestariannya. KKP (Kementerian Kelautan dan
Perikanan) mengupayakan peningkatan produktivitas sumberdaya kelautan dan
perikanan melalui industrialisasi. Strategi pengembangan komoditas dan produk
kelautan dan perikanan berbasis pasar, pengembangan kawasan sentra-sentra
produksi, pengembangan konektivitas, pengembangan iklim usaha dan investasi,
“Kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan
perikanan, yang pada akhirnya akan mendukung tercapainya blue economy,” Menteri
Kelautan dan Perikanan (MKP) Sharif C. Sutardjo mengatakan kepada Business News
(19/4). Kerja sama bilateral kedua negara telah diimplementasikan melalui
program Indonesia Marine and Climate Support (IMACS). Realisasinya merupakan bantuan
hibah Amerika Serikat melalui USAID. Berbagai kemajuan telah dicapai program
IMACS dalam kerangka penguatan kelembagaan, pengelolaan perikanan
berkelanjutan. ‘’Adaptasi perubahan iklim berkontribusi positif bagi
pengembangan kapasitas sumber daya manusia kelautan dan perikanan”. Program
IMACS dapat memperkuat kapasitas sumber daya KKP dalam perumusan kebijakan,
mengakselerasi kemampuan KKP baik pada level pusat maupun daerah. Selain itu,
penerapan Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekosistem, sistem perizinan dan
penegakan hukum bisa berjalan efektif. Kerjasama untuk eksplorasi laut dalam
yang dilaksanakan melalui Indonesia Exploration’Sangihe Talaud Region (INDEX
SATAL 2010). Program INDEX SATAL yang merupakan kerjasama eksplorasi laut dalam
di kawasan Laut Sulawesi merupakan salah satu kerjasama eksplorasi terbaik yang
pernah dilaksanakan oleh kedua negara. Kerjasama ini sangat penting mengingat
keterbatasan kemampuan pihak Indonesia dalam penguasaan teknologi. Sehingga KKP
merasa tepat untuk bekerja sama sembari belajar dari pihak lain, termasuk
Amerika. Kerjasama bilateral tersebut dapat menjadi pijakan bagi kedua negara
untuk melanjutkan kerja sama kemitraan yang lebih erat dalam bidang teknologi
kelautan dan eksplorasi laut dalam. “Kerja sama ini dapat berlanjut dan
memberikan manfaat yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
kelautan di pentas dunia internasional”. Kerjasama mendapat dukungan dari
Kementerian Riset dan Teknologi RI yang dikokohkan melalui kerangka Sidang
Komisi Bersama RI-AS di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam bidang
riset dan teknologi kelautan. Pada 14 Mei 2012 akan ada pertemuan JCM RI-AS di
bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Jakarta. “Kami akan mengusulkan
pembentukan tiga kelompok kerja, diantaranya Kelompok Kerja Riset Kelautan dan
Keanekaragaman Hayati”. Sementara itu, Duta Besar Amerika untuk Indonesia Scot
Marciel menjelaskan peran National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA).
Kerja sama bilateral RI-AS dalam pembangunan kelautan dan perikanan dinaungi
NOAA. Kerjasama difokuskan pada penguatan kapasitas dalam rangka memerangi IUU
Fishing, meningkatkan Port State Measure, menguatkan kapasitas Kementerian
Kelautan dan Perikanan. “Pemerintah Amerika memberi pelatihan dalam rangka
memperkuat kerjasama dalam Program Sea Grant Partnership,” Scot mengatakan
kepada Business News (19/4). Sementara itu, Panitia Nasional (Panas)
Penyelenggaraan Sail Morotai kian mematangkan persiapan acara. Pemantauan
terhadap sarana prasarana seperti, pelabuhan, substansi acara dipastikan
berjalan lancar. Panitia memantau sejauh mana dari perkembangan dan persiapan
Sail Morotai yang puncak acaranya akan diselenggarakan pada 15 September 2012.
Masing-masing bidang kegiatan melaporkan mengenai perkembangan dan kendala.
Sebanyak 16 Kementerian/Lembaga terlibat dalam kegiatan Sail 2012, seperti KKP,
Kemenko Kesra, Kementerian PertahananKemen PU, Kemenpora, Kemenko Kes, Mabes
TNI, TNI dan POLRI. Pengerjaan fasilitas di lokasi acara puncak Sail Morotai
2012 baru mencapai 30 persen, meliputi pembersihan lokasi dan pengurukan tanah
dasar. “Terkait pasokan listrik, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) baru mencapai 80 persen. Sisanya 20 persen dalam proses pembangunan,
terutama jaringan tiang listrik ke desa-desa dan kecamatan,” Sekretaris
Jenderal KKP Gellwynn Jusuf mengatakan kepada Business News (19/4) Akomodasi
dan Fasilitas Umum melaporkan mengenai kesiapan Pulau Morotai, yakni telah
tersedia enam hotel kelas melati kapasitas 90 kamar, 15 rumah type 45 (listrik,
pemanas air dan ac). Kapal Pelni berkapasitas sekitar 500 kamar dapat menampung
hingga 1000 orang. Homestay 50 rumah dapat menampung 250 orang serta resort
yang dilengkapi 25 kamar yang dapat menampung hingga 100 orang. Polri yang
membawahi bidang Pengamanan menyatakan kesiapannya dalam menjaga dan
mengamankan peserta selama kegiatan dengan mengamankan lokasi kegiatan serta
melaksanakan patroli dan penjagaan. Polri menerjunkan sebanyak 1.153 personel
berasal dari Polda Maluku Utara dan 72 personel dari Mabes POLRI. Kementerian
Pekerjaan Umum membawahi bidang fasilitas sarana dan prasarana melaporkan
terkait kemajuan kegiatan diantaranya di bidang Sumber Daya Air. “Pembangunan
intake Air Baku 60 Lt/dtk dari Sungai Mangere dan pipa transmisi dengan total
dana Rp20 Milyar”. Sumber : www. businessnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar