Selasa, 26 Juni 2012

Perusahaan Multinasional Belanda


PHILIPS




Koninklijke Philips Electronics N.V. (Royal Dutch Philips Electronics Ltd.), biasa dikenal sebagai Philips, ialah salah satu produsen elektronik konsumen terbesar di dunia. Pada 2004, penjualannya sekitar € 30,3 juta dan mereka mempekerjakan 161.586 orang di lebih dari 60 negara. Philips diorganisasi dalam sejumlah divisi: Philips Consumer Electronics, Philips Semiconductors, Philips Lighting, Philips Medical Systems dan Philips Domestic Appliances and Personal Care.
Perusahaan ini didirikan pada 1891 oleh 2 bersaudara Gerard L.F Philips dan Anton Philips (1874-1951) di Eindhoven, Belanda. Produk pertamanya ialah bola lampu ‘dan alat elektronik lainnya’. Perusahaan ini memulai kegiatanya pada bangunan berukuran 18×20 meter dengan dilengkapi mesin uap berkapasitas 60 tak serta sebidang tanah kosong seluas 1211 m2. Perusahaan ini berkembang dengan modal usaha pertama sebesar 75.000 Gulden dan jumlah karyawan sebanyak 10 oramg.
Pabrik pertamanya kini menjadi museum. Pada 1920-an, perusahaan ini mulai memproduksi produk lain, dan pada 1939 pisau cukur listrik pertamanya, Philishave, diperkenalkan. Philips memasarkan alat cukurnya di AS dengan nama Norelco. Philips memperkenalkan tape compact audio cassette, yang dengan ramai sukses, melalui percobaan mereka mengatur standar untuk VCR, V2000, gagal di muka persaingan dari Betamax dan khususnya standar VHS.
Pada 9 Mei 1940, direktur Philips diberitahu mengenai penyerbuan Jerman ke Belanda pada 10 Mei. Mereka memutuskan meninggalkan negerinya dan lari ke Amerika Serikat. Mereka menerima banyak modal perusahaan dengannya. Beroperasi dari AS, mereka mengurus untuk menjalankan perusahaan sepanjang perang. Di saat yang sama, perusahaan itu sendiri pindah ke Antillen Belanda untuk menjaganya dari tangan Jerman. Setelah perang kembali ke Belanda, dengan markasnya di Eindhoven (dan pada 1997 keputusan dibuat untuk pindah ke Amsterdam – perpindahan ini selesai pada 2001). Banyak fasilitas penelitian rahasia dikunci dan berhasil disembunyikan dari penyerang, yang memungkinkan perusahaan berlari cepat lagi setelah perang. Juga dipercaya bahwa Philips – sebelum dan selama perang – memasok banyak peralatan listrik kepada angkatan pendudukan Jerman, yang membuat beberapa orang berpikir bahwa perusahaan itu berkolaborasi dengan Nazi, seperti banyak perusahaan lain saat itu.
Bagaimanapun, tiada fakta yang mendukung bahwa Philips sendiri atau manajemennya pernah setuju dengan Nazi atau pahamnya. Secara jelas, ada sedikit Philips sudah bisa berbuat mencegah Jerman dari penyalahgunaan fasilitas produksinya dan memaksa pekerjanya melakukan kerja paksa selama pendudukan. Fasilitas produksi di Eindhoven merupakan satu-satunya sasaran Belanda yang dengan sengaja dibom angkatan sekutu selama perang.

Produk utama
• Pada 1963, Philips memperkenalkan Musicassette, atau “kaset audio compact”.
• Pada 1972, Philips memperkenalkan laserdisc player, menggunakan teknologi yang telah ditemukan pada 1960-an.
• Pada 1978 Philips memperkenalkan Philips G7000, konsol video game yang diluncurkan di AS sebagai Magnavox Odyssey 2.
• Pada 1983, Philips meluncurkan CD dalam berhubungan dengan Sony.
• Pada 1991, Philips memperkenalkan CD-i, Compact Disc Interactive system yang punya banyak fitur tipe konsol video game.
• Pada 1992, Philips meluncurkan format Digital Compact Cassette yang membawa sial.
• Pada 2001, Philips berhasil meluncurkan pembuat kopi Senseo, pertama di Belanda dan dari 2002 dst, di negara lain di Eropa. Senseo yang asli diproduksi Douwe Egberts.
• Pada 2004, Philips meninggalkan slogan slogan “Let’s make things better” untuk menggantinya dengan yang baru : “Sense and Simplicity”.
ASM Lithography ialah perusahaan lepasan (spin-off) dari divisi Philips.
CEO dahulu dan kini:
• 1891–1922: Gerard Philips
• 1922–1939: Anton Philips
• 1939–1961: Frans Otten
• 1961–1971: Frits Philips
• 1971–1977: Henk van Riemsdijk
• 1977–1981: Nico Rodenburg
• 1982–1986: Wisse Dekker
• 1986–1990: Cornelis Van der Klugt
• 1990–1996: Jan Timmer
• 1996–2001: Cor Boonstra
• 2001-sekarang: Gerard Kleisterlee
Perusahaan yang diperoleh Philips sepanjang tahun termasuk Magnavox, Signetics, Mullard, VLSI, bagian dari Westinghouse dan operasi elektronik konsumen Philco dan Sylvania. Philips meninggalkan merk dagang Sylvania yang kini dimiliki Siemens. Philips juga memiliki 96,5% saham dengan produsen diode pemancar cahaya Lumileds.
Philips juga memiliki hak nama pada Philips Arena di Atlanta.
Pada 1913, untuk memperingati 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis, Philips mendirikan klub olahraga bagi pegawainya. Klub itu disebut Philips Sport Vereniging, atau PSV Eindhoven, seperti yang kini dikenal.

Perusahaan Philips tergolong dalam manajemen Patrimonial. Tahun 1912, Philip & Co mulai go public dengan melepas 45% sahamnya. Setelah itu, mereka melakukan perbaikan dalam manajemen. Terjadi pemisahan antara kepemilikan dan eksekutif manajemen. Tahun 1920, sebanyak 20% saham mereka terjual pada GE, namun keluarga Philips tetap menjadi pemegang saham mayoritas.
Perusahaan ini menarik karena boleh dibilang hingga sekarang masih menerapkan manajemen keluarga. Setelah generasi keluarga pertama memimpin selama hampir separuh abad, generasi kedua keluarga ini mulai memimpin.
Namun banyak pengamat mengatakan sistem yang dipakai dalam perusahaan ini adalah “familial meritocracy”. Akan tetapi, perusahaan ini tetap bisa berjalan hingga sekarang karena menerapkan prinsip profesionalisme. Top eksekutifnya dipilih berdasarkan ranking dan kualitas.
Philips yang menganut tipe Patrimonial Management saat ini menerapkan prinsip profesional juga terhadap anggota-anggota yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi maupun berintelektual. Sekalipun pemegang saham terbesarnya di bawah tangan anggota keluarga dari generasi pertama hingga kedua, namun top eksekutifnya tetap bisa di dapatkan oleh orang lain yang memang memiliki kemampuan dalam berbisnis yang tinggi.
Kebaikan dari Patrimonial Management ini yaitu dimana hubungan anggota keluarga semakin erat dan terjalin karena sering terjadinya komunikasi dalam anggota keluarga, bertukar pikiran, dll. Namun adapula keburukan dari tipe ini adalah rentannya suatu perusahaan yang bertindak korupsi, karena adanya hubungan kekeluargaan, maka terdapat peluang besar di dalam perusahaan tersebut untuk KKN.
Kebaikan dari Professional Management dalam perusahaan tersebut yaitu, pemegang saham yang bukan merupakan anggota keluarga masih mendapat kesempatan untuk menjadi top eksekutifnya di dalam perusahaan, mengkreasikan pola pikir dan meluangkannya pada perusahaan tersebut. Pada keburukannya adalah adanya jarak antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Bisa dikatakan hubungan kekeluargaannya tidak melekat. Selain itu sering kali menjadi bersaing yang tidak sehat yang artinya saling menjatuhkan anggota yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sering kali ditemukan pada tipe manajemen profesional.

Philips di Indonesia
Di Indonesia Philips memiliki beberapa kantor yang berpusat di Jakarta dan beberapa cabang yang ada di kota-kota besar salah satunya Surabaya. Dalam menjalankan usahanya di Indonesia Philips berdiri dengan satu kelompok perusahaan yang saling bekerja sama, yaitu :
• PT Philips ralin electronics
• PT Philips Development Corporation
• PT Daeng Brothers
• PT Usaha Global Elektronika


Royal Philips Electronics N.V.

Jenis
: Publik (Euronext: PHIA, NYSE: PHG)

Industri : Elektronik
Didirikan : 1891
Kantor pusat : Amsterdam, Belanda
Tokoh penting : Gerard Kleisterlee, CEO
Produk: Elektronik konsumen Semikonduktor
Pencahayaan, Sistem medis

Pendapatan : €25.42 billion (2010)[1]
Laba usaha : €2.065 billion (2010)
Laba bersih : €1.446 billion (2010)
Jumlah aset : €32.27 billion (end 2010)
Jumlah ekuitas : €15.09 billion (end 2010)
Karyawan : 119,000 (FTE, akhir 2010)

Situs web : www.philips.com

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Philips
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/1998/jiunkpe-ns-s1-1998-25494112-15153-philips-chapter1.pdf
http://dewiuwie.wordpress.com/2012/05/03/analisa-prinsip-manajemen-pada-perusahaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar